Kamis, Juli 31, 2008

Stupid Scam

After years of only heard about that kind scam via electronic mail, finally I found one in my inbox! Hooray! Reading this mail left me wondering: Did people fell for this kind of scam?

For you who might never get this one, I pasted the mail below. Next time you received an e-mail with similar pattern, just FORGET IT!

This mail came from JOSEPH KAORE, ( joseph04k@sohu.com )

Dear Friend,

I am the director in charge of auditing and accounting section of Africa Development Bank,(ADB) Ouagadougou Burkina-faso West Africa.with due respect and regard I have decided to contact you on a business transaction that will be very beneficial to both of us at the end of the transaction.

During our investigation and auditing in this bank, my department came across a very huge sum of money belonging to a deceased person who died on Friday december at 26th at Posted 11.15amst (16.15Gmt) 2003 at Benin plane crash
and the fund has been dormant in his account with this Bank without any claim of the fund in our custody either from his family or relation before our discovery to this development.

PLEASE VIEW THIS WEBSITE:
http://www.cnn.com/2003/WORLD/africa/12/26/benin.crash/index.html

The said amount was U.S $6.250M (Six Mllions Two Hundred and Fifty Thousand us Dollars). As it may interest you to know, I got your impressive information through the Burkina-faso chamber of commerce on foreign business relations here in Ouagadougou Burkina-faso.

Meanwhile all the whole arrangement to put claim over this fund as the bonafide next of kin to the deceased, get the required approval and transfer this money to a foreign account has been put in place and directives and needed information will be relayed to you as soon as you indicate your interest and willingness to assist us and also benefit your self to this great business opportunity.

In fact I could have done this deal alone but because of my position in this country as a civil servant(A Banker),we are not allowed to operate a foreign account and would eventually raise an eye brow on my side during the time of transfer because I work in this bank.

This is the actual reason why it will require a second party or fellow who will forward claims as the next of kin with affidavit of trust of oath to the Bank and also present a foreign account where he will need the money to be re-transferred into on his request as it may be after due verification and clarification by the correspondent branch of the bank where the whole money will be remitted from to your own designation bank account.I will not fail to inform you that this transaction is 100% risk free..

On smooth conclusion of this transaction, you will be entitled to 50% of the total sum as gratification, while 50% will be for me. Please, you have been adviced to keep "top secret" as I am still in service and intend to retire from service after we conclude this deal with you.

I will be monitoring the whole situation here in this bank until you confirm the money in your account and ask me to come down to your country for subsequent sharing of the fund according to percentages previously indicated and further investment, either in your country or any country you advice us to invest in. All other necessary vital information will be sent to you when I hear from you.

I look forward to receive your email through my Alternative email account mr.joseph2006@yahoo.com


MR. JOSEPH KABORE AUDIT AND ACCOUNTING SECTION,
AFRICA DEVELOPMENT BANK(ADB).

Pencuri Sialan!

Tahu tidak, betapa menjengkelkannya kalau pekerjaan kita bisa terganggu karena tindakan pencurian. Padahal seharusnya tanggung jawabku tinggal serah terima setelah uji fungsi yang (serharusnya) lancar-lancar saja.

Padahal sudah melakukan preventive measurement step, seperti memasang busbar grounding dalam kerangkeng yang dilas.

Eh, gak tahunya akal si maling, yang (sepertinya) masuk malam-malam lalu menggunakan gunting kawat sehingga bisa mengeluarkan busbar tembaga itu.



Akibatnya adalah pekerjaanku kena pending. Jadi saja aku pusing...

Maling sialan!

Senin, Juli 21, 2008

Lighting yang Jelek, Korbannya ya Fotomu...

Q: Seberapa penting lighting sebuah panggung dalam menentukan keberhasilan sebuah foto yang bagus?
A: SANGAT PENTING!

Seperti ketika aku ke Summarecon Mal Serpong (ya di Gading Serpong) pada malam Minggu kemaren, ternyata ada mini concert untuk promosi album mereka, yaitu band Putih dan Lyla (kalau tidak salah ejaan nama).



Berhubung aku datang sudah malam dan mesti makan malam dulu di Salsa Food Court, jadilah aku melewatkan penampilan Putih (not that I regretted it). Ketika aku datang, yang tampil adalah band reguler Downtown Walk, Stupid Band. Seperti biasa, penampilan mereka standar band Top 40, really nothing special.

Berikutnya ketika mereka break, tampillah Lyla.



Sebenarnya aku tidak terlalu berminat mengambil foto karena lighting di panggung musik itu jelek sekali! Tapi karena aku melihat seorang bapak yang kelihatan ingin memotret tetapi ragu (dia membawa sebuah DSLR), aku memutuskan untuk jadi provokator. Seperti orang-orang pada umumnya, bila berada di tempat yang belum pernah didatangi atau dalam kondisi yang belum pernah dialami, tidak tahu tindakan apa yang tepat atau pantas tidaknya melakukan`sesuatu.



Nah, bila ada orang lain yang melakukan dan ternyata tidak apa-apa, tentu berarti memang tidak apa-apa kan?



Tetapi memang benar, susah mendapatkan foto dimana wajah para personel band terlihat jelas tanpa bantuan flash dari arah si pemfoto. Tapi untunglah aku memakai diffuser pop-up flash (around IDR 75.000,00 at Pasar Baru) sehingga tidak kelihatan flat fotonya, tapi tetap saja aku tidak puas. Aku tidak tahu nasib foto si bapak tadi maupun si seksi dokumentasi band tersebut, yang sama-sama hanya memakai pop-up flash di body SLR mereka.



But there is one thing that they must learn, that I've known from experience AND through reading: kalau motret panggung, you must keep on moving. Different places and different angles. Apalagi kalau musisinya aktif bergerak di atas panggung. Tak mungkinlah kita stay di satu tempat dan menunggu semoga ada momen bagus yang bisa didapat. Lebih baik terus bergerak sesuai dengan momen bagus yang kita anggap akan terjadi.

Dan itu artinya kita tidak bisa menikmati musiknya secara utuh. Perhatian kita pasti terbagi. That's the downside of photographing stage act.



Kalau cuma menunggu di depan panggung, ya susah deh.

Dan sekali lagi, lighting di Downtown Walk itu jelek, makanya malas foto-foto di sana. Kenapa sih tidak membuat lighting yang lebih kreatif?

Hoi manajemen! Hoi hoi hoi!!!

Jumat, Juli 18, 2008

All Hail Google!

Aku tak pernah menyangka perkembangan sebuah company akan menjadi seperti ini. Dari sebuah aplikasi search engine di internet menjadi penyedia begitu banyak aplikasi online lainnya. Bahkan dengan satu akaun e-mail yang sama, kita bisa memanfaatkan banyak sekali aplikasi gratis (atau untuk layanan premium dengan fee tertentu) yang berguna.

Sekarang ini aku mencoba Google Docs, yang dimungkinkan oleh Google Gears. Ada aplikasi pengolah kata untuk membuat dokumen, spreadsheet, dan presentasi. Hebatnya lagi, semua itu disimpan di salah satu servernya google (pembahasan masalah keamanan data pada posting lain). Jadi katakanlah, kita sedang berkolaborasi membuat sebuah naskah novel (seperti di Amerika, penulis tandem untuk sebuah buku), dengan menyimpan segalanya di web, kita dapat mengakses di mana saja dan kapan saja (asal ada akses internet untuk membukanya pertama kali). Kita juga bisa mengubah isi dokumen, spreadsheet, dan presentasi secara offline. Saat kita online lagi, semuanya akan disinkronisasikan.

Aku bahkan membuat blog ini menggunakan akaun Google Mail-ku.

Dengan semakin banyaknya aplikasi yang memudahkan kita dalam bekerja dan berkreasi, rasanya tidak dapat dibayangkan apa yang akan terjadi bila tiba-tiba kehilangan koneksi internet. Kuharap aku tidak akan mengalaminya lagi.

Sekarang, dengan keinginan Google membuat Android, semakin besarlah kekuatan mereka. (Dan mungkin) semakin mudahlah kita bekerja!

All hail Google!
All hail Google!
Long live Google!

Kamis, Juli 17, 2008

Tracking Your Money

Somehow I stumbled upon Buxfer, an online account/financial manager application (or I thought it'd be). I signed up using my google account and start using it by entering the current status of my bank account; some previous transactions; and the amount of money left in my wallet.

The application then showed my expenses categorized by my tags in a pie chart so that I could see easily in which post I spent really were.

I wish that I have had this application like eight years ago, about the time I started keeping record of every transaction I made, thus I could manage my cashflow the way it should be managed. Although I haven't the slightest idea about how this website would became, just let me entertain some thought that I'd became a smarter person in managing my money (provided that I faithfully kept entering the data to the application).

Anyway, since the site can not access my REAL bank account, I felt that my money is safe in my bank AND my wallet.

Cheers to Web 2.0!


================

added: Oh yes, you can sign up using your Facebook, Yahoo!, Google, MSN Live ID, and a couple other account that I didn' familiar with.

Rabu, Juli 16, 2008

Tak Ada Yang Getir di "Tri Mas Getir"

Sebuah film baru dari Monty T. dan Rako P. yang banyak menampilkan kelucuan, keunikan, dan sindiran di dalam detil-detil film. Entah sengaja atau tidak, antara lain:

Polisi yang bermain Freecell pada PC saat jam kerja di dalam ruangannya.

Polisi yang gemar tampil di televisi dan mengikuti infotainment.

Baju kaus bergambar poster film jadul, di antaranya film-film Bruce Lee dan film Indonesia seperti Badai Pasti Berlalu dan Doa Ibu.

Sugeng (Indra B.) dan Susi yang menempelkan foto mereka di dekat pintu kamar tidur dan di cermin yang dibuat seperti poster AADC, bahkan Susi mengacu pada kisah cinta Rangga dan Cinta.

Banyak hal lucu justru dari dialog para tokoh, kostum, dan properti yang digunakan dalam film. Kita hanya harus jeli untuk menemukannya.

Aku bukannya mengatakan kalau Monty T dan Rako P mencontek film asing. Hanya saja aku merasa seperti deja vu, seperti pernah menonton film komedi yang sangat mirip sekali, tentang tiga sahabat yang memutuskan menculik seseorang lalu meminta tebusan, orang pertama untuk membayar hutang, orang kedua karena ingin menikahi target penculikan itu, dan orang ketiga bersedia membantu karena bersahabat dengan kedua orang pertama dan dia yakin akan mati tidak lama lagi.

Bahkan adegan terakhir berupa pengepungan di dalam gudang, dimana si rentenir, orang dekat si korban penculikan, dan pihak-pihak lain berkumpul mengepung lokasi persembunyian para penculik. Dikeluarkan tuntutan dari para penculik yang lalu dipenuhi, seaneh apapun permintaan tersebut. Bahkan endingnya dimana si rentenir ditangkap polisi juga sama.

Aku berharap aku salah. Tapi entah kenapa, sepanjang film itu, sejak Fatima (Cut Mini) memutuskan untuk membantu Tora, Indra, dan Vincent sampai ke akhir film, aku merasa kecewa dan khawatir kalau ternyata benar film ini mirip sekali dengan sebuah film yang pernah kutonton dulu.

Seandainya aku tidak merasakan deja vu sialan itu, aku akan menganggap ini film yang sangat kocak dan recommended.

Selasa, Juli 15, 2008

Siapa Bilang i-Real itu "Green"?

"I Real tidak menyebabkan polusi, karena tidak menghasilkan gas buang dan tidak menggunakan BBM (bahan bakar minyak), karena menggunakan energi listrik," ujarnya.

Kalian bisa baca artikel lebih lengkap di sini.

Kenapa orang bisa begitu awam? Aku heran begitu gampangnya kita diperdaya oleh korporasi besar yang (berpura-pura) going green hanya karena pandangan seperti itulah yang sedang populer saat ini. Orang-orang yang banyak berteriak soal global warming, hanya karena itu adalah frase yang sedang tren.

Anyway, the gullibillity of the people is not my point here.

Mengapa aku menganggap kalimat kutipan di atas itu tipuan?

Gampang: I-Real memakai listrik yang bersumber dari aki. Kalau aki itu di-recharge dengan mencolokkannya ke stop kontak dari jaringan PLN (i.e. powered by fossil fuel), bagaimana mungkin klaim green atau ramah lingkungan itu bisa dipertanggungjawabkan?


Nyatanya, yang terjadi adalah fossil fuel (carbon-emission! greenhouse gas!) dikonversi menjadi listrik dalam jaringan PLN yang lalu dikonversi lagi dalam penyimpanan aki yang dipakai menggerakkan I-Real sialan itu. Jadi apanya yang benar dengan klaim "nol gas buang" (zero-emission) itu? Gas buangnya ada di PLN. Jadi dia tidak "nol gas buang". Titik.

Kenapa? Green karena serat tanaman kenaf?
Berapa persen kenaf? Berapa persen akrilik? Berapa persen polyurethrane?

Setahuku, akrilik dan polyurethrane itu berbahan dasar plastik dan semua plastik -- agar menjadi plastik -- dalam prosesnya sangat berkelindan dengan: fossil fuel.

Jadi kalau kau mau tahu seberapa hijau sebuah inovasi? Lihat carbon footprint-nya.

Kesimpulannya?

Green, zero emission, environmentally friendly I-Real is one hundred percent crap.

And Sandra Dewi is an attractive looking woman but she (and all you people out there) could really benefited from visiting a library.

Apanya Yang Liar Dengan "LIAR" !?!?!

Entah kenapa (lagi-lagi) merasa kecewa dengan film Indonesia.

Sebenarnya bingung juga, ini film action yang berbumbu drama atau drama yang diselipi action?

Sebagai sebuah film balap, justru (rasanya) adegan balapnya mendapat durasi yang lebih sedikit daripada durasi scene tawuran. Tapi mungkin disitulah letak ke-LIAR-annya: balap jalanan, tawuran, kuburan...

Memang aneh, seorang Pepi (Asmirandah) yang jadi pegawai (SPG?) lalu ternyata adalah pembalap yang memiliki motor sendiri (ada nama "Pepi" di motor yang dia pakai). Lalu juga menjadi mentor bagi Bayu (Raffi Ahmad). Plus kostum balap yang kedodoran dan sepatu bot yang kegedean buat Pepi. Mengingat Pepi adalah pembalap tetap, melihat itu terasa mengganggu.

Akting Gunawan sebagai David tidak meyakinkan, kesalahan proses casting-kah?

Lalu apa hubungannya si manajer (atau pemilik?) Fast to Food, Zainal Abidin Domba, dengan semua ini? Apakah dia mantan pembalap jalanan yang lalu merekrut pembalap insyaf untuk jadi kurir? Kenapa mesti ada adegan Indra datang ke kantornya dan memberi penjelasan kepada David(!) dan Zainal Abidin Domba tentang niatnya menghadapi si Macan. Apa hubungannya kok bisa ada David di situ? Sampai Indra menitip ibunya ke bosnya dan adiknya Bayu dititipkan ke David? Lalu masih dilanjutkan kedatangan Bayu yang terlambat ke kantor Indra dan menemukan (lagi-lagi) David dan Z.A.D. menunggu di meja yang sama -- lengkap dengan adegan bisu slow-motion close-up -- yang tidak "nyambung" ke benakku yang dangkal ini.

Kalau mau menonton film ini dan mengharapkan adegan balap, bersiaplah untuk kecewa. Kalau mengharapkan happy ending khas sinetron? Kecewa lagi dong. Ingin kisah kasih romantis Irgi dan Intan Nuraini? Apalageee....

"LIAR"? Buang waktu dan uang saja.

Senin, Juli 14, 2008

It's All About Perception

Tell me if it isn't.

But photography is all about perception. If I show you a photo but no explanation text, your mind interpret the image based on your previous experience. Your eyes scanned for things recognizable in the picture that have some kind of association in the storage somewhere in your brain.

If some symbols/image depicted in the picture(s) have bad association then you would tell me that it's a "bad" or "ugly" image. If the association is good, then it is a "great" picture because it(they) may give you warm feeling.

Now, if I show you this picture:



What do you make of them?

Which Movie?

Coba kuingat, sudah nonton apa saja ya akhir-akhir ini? Ada:

FIKSI yang dibintangi oleh Ladya Cheryl(?). Film noir Indonesia pertama yang kutonton. Sebenarnya sudah kuanggap bagus dan seru, sampai akhirnya ditunjukkan kalau Renta (Kinaryosih) masih hidup. From that moment on I felt that the movie went downhill.

bestfriend? yang menampilkan Nikita Willy dan Rasty Tagor(?). Tipikal film teenage rebels dengan attitude Me Against The World. Ada juga Oka sebagai lelaki peliharaan Karina Suwandi(?) dan akting tidak meyakinkan dari Donita. Highlights? Nikita Willy belajar merokok. Kupikir dia akan ciuman juga di film ini. Tak ada yang mengejutkan dan cenderung biasa saja. Sudah banyak variasi tema film seperti ini dibuat. Tiga alasan menonton bestfriend? Gampang: Nikita Willy, Nikita Willy, dan Nikita Willy.

WANTED yang ini tidak usah dibahas karena sudah banyak yang melakukannya. Action sequence dan shooting angle-nya sangat Kamerad Timur Bekmambetov sekali. Spesial efek cenderung biasa. Paling mengganggu adalah ketika si Wesley mengirimkan armada tikus kamikaze itu ke markas The Fraternity. HOW IN THE HELL DID HE MANAGE TO SYNCHRONIZE ALL THAT TIMERS? Tetapi ketika Wesley membunuhi sesama anggota Fraternity dan ditunjukkan dalam super slow-motion, that's AWESOME! Hanya saja kalau dipikir-pikir lagi, alurnya mirip EQUILIBRIUM (starred Christian Bale) yang beladiri GUN-KATA itu paling keren. Kalau tidak tahu, google saja. Angelina Jolie telanjang dalam BEOWULF lebih keren. Mungkin karena di situ dia punya ekor? Tapi sebenarnya film NIGHTWATCH dari sutradara yang sama jauh lebih keren. Apalagi pas dekat ending film dimana si boss penjahat mengeluarkan pedang untuk membunuh tokoh utama.

Anyway, sebenarnya aku ingin melihat LIAR-nya Rudy Soejarwo tapi membaca reviewnya di KOMPAS membuatku ragu. Lalu, kapan lagi bisa melihat nude scene Wiwid Gunawan?

Hhmmm....

Rabu, Juli 09, 2008

Smmmmrrrrrhhhhhhssssss.....

My God, I'm like, very sleepy!

Must be because of watching Hotel Rwanda last night in RCTI. The movie wrapped up on about 01:00 AM -- does it? -- and then I switched to some very-late (or too early) news.

Anyway, although you can found a lot of movies that carried similar theme with Hotel Rwanda, seeing it still gives me the shudder. What if ethnic cleansing in Indonesia repeat itself in this modern era? The bloodied streets, the river of corpses, anything that'll drive normal guy like me crazy.

And that movie get me in a depressed state of mind.

How come I couldn't just watch the FTV Peluk Aku di Usia 21 instead? Surely the love theme was a lot simpler than a movie about genocide, ethnic cleansing, compassion, and humanity.

Sinetron rules!

Selasa, Juli 08, 2008

"Let Me Quote You!": Ronald L.

in The Days When I Found God, he wrote:

I'm thinking repentance is only a natural human mental development to reach psychology stability. Religion is only one tool for it. If you have faith on yourself, you don't need a religion.

I mean, how many times in your blog-walking you found someone -- in Friendster -- wrote so blatantly?

"Darah Itu Merah, Jendral!"

Aku jadi teringat sebuah film tentang G30S yang menceritakan awal dari bagian kelam sejarah Republik Indonesia. Tidak, kita bukan akan membahas sebuah film, tidak juga membahas tentang sebuah episode dalam sejarah negara kita. Ini hanya menjadi pembuka yang berbeda dari salah satu proyek yang aku tangani.



Kami melaksanakan pekerjaan perkuatan pondasi menara telekomunikasi di Garut, Jawa Barat. Pekerjaan ini adalah karena menara tersebut hendak digunakan oleh multi-operator. Pondasi yang ada sendiri adalah berupa pondasi rakit yang sebagian muncul di atas permukaan tanah. Yup, ini adalah raft foundation for triangle self-supporting tower.

Nah, pada saat kami melaksanakan pengeboran ke dalam tanah, kami menemukan fakta kalau daerah tersebut bukanlah tanah berbatu melainkan (lebih tepat disebut) batu bertanah. Dari duabelas titik yang kami bor, SEMUANYA banyak mengandung batu. Selain batu, muka air tanahnya juga cukup tinggi. Pada kedalaman kurang dari dua meter, air sudah mengucur dan mengisi lubang-lubang pengeboran tersebut.

Pelan-pelan, tenaga pekerja kami masih mampu mengeluarkan bongkahan-bongkahan batu tersebut dengan cara memecahkan dengan linggis; mesih jackhammer, dan bor mesin. Tetapi apa daya, batunya terlalu banyak dan besar-besar pula.



Untuk beberapa titik, kami bahkan harus memperbesar titik coring dan lubang bor sehingga memungkinkan orang masukdan mengeluarkan pecahan/bongkahan batu secara manual.



Cara ini, sayangnya, hanya efektif sampai kedalaman tertentu. Tentu saja, pada kedalaman di mana resiko longsor minim (kalaupun terjadi masih bisa menyelamatkan orang di dalam lubang dengan cepat); dan belum tergenang air tanah. Minusnya cara ini, lubang borpile itu diameternya lebih besar daripada desain sehingga tentu saja akan memperbesar volume beton yang dibutuhkan bila kami harus mengisi lubang-lubang tersebut dengan beton cor.

Lalu apanya yang mengingatkanku tentang film tersebut (berseting Lubang Buaya)? Ya tentu saja foto ini:



(mengeluarkan bongkahan batu cara manual pada kedalaman kurang dari 1,50m)

RTFM! RTFM! RTFM!


You could always read the f*cking manual!

That's what I felt just after reading the manual to my dSLR last night. And I want to kick myself REALLY hard in the ass. I was puzzled for more than two years trying to figure out a way to measure custom WB in my dSLR. I had a grey card. I've used a white paper. I tried to take picture of the card or the paper using the option of PRESET White Balance. I used the "MEASURE" setting. Used the "Use This Picture As White Balance Setting" option.

But then what? Because the change didn't look different than the Auto White Balance set.

Am I reading the manual wrong? Or did some part of the How-To Set had been mysteriously
removed from my eyes? Or did I don't comprehend the manual book? Because the thing had been there all this time!

Crap.

Imagine that, years of incorrect White Balance. Thousands of photos. All because I didn't Read The F*cking Manual from cover-to-cover!

Me, the dumbest guy, lugging a dSLR around Indonesia, pretending to be good at photography.

Kamis, Juli 03, 2008

Haruskah Upgrade?

Aku sedang bimbang hanya karena masalah pilihan speedlight untuk SLR-ku. Sesuai telaah keubtuhan konkretku dan terawang ke masa depan ditambah riset ilmiah sedikit, aku memutuskan untuk membeli Nikon Speedlight SB-600 dan tentu saja targetku adalah yang garansi dari distributor resmi Nikon di Indonesia.

Tapi ternyata sulit sekali mencarinya...

Bila ada toko yang menjual, SB-600-nya adalah barang BM dengan garansi toko. Harganya juga masih lebih mahal daripada yang dicantumkan di sebuah website toko di Kemang yang kujadikan benchmark harga. Kalau di toko di Kemang itu, mereka tidak punya barangnya sejak lama. Di website toko online lainnya ada barang itu di inventory-nya (yang garansi resmi!) tapi saat dihubungi kok ternyata tidak punya barangnya dan malah menawarkan speedlight 3rd party gitu deh!

Tentu saja aku tidak mau.

Aku merasa SB-600 sudah cukup memadai tetapi bila barangnya tidak ada, aku mau menunggu sampai kapan? Akan banyak kesempatan untuk mencoba speedlight bakalan terlewat semakin lama aku menunggu. Lalu, semakin lama aku menunggu, semakin terlambat pula aku belajar mengenal efek yang bisa didapat dari pemakaian speedlight!

Aku jadi ragu: yang paling banyak available di pasaran dan punya garansi resmi itu yang tipe SB-800. Tapi tidak semua fitur yang dimiliki oleh speedlight SB-800 itu kubutuhkan! Itu semua membuat harganya lebih mahal kira-kira 1 juta rupiah.

Haruskah aku meng-upgrade pilihanku dari sebuah SB-600 menjadi sebuah SB-800?

You know, I can afford any of those two types. I just didn't want to pay for things that I would never need. Cause you know, after all, I am a cheapskate.

Rabu, Juli 02, 2008

Today I Feel Tired

"and i love every single tears you cry...
... oh my baby, how beautiful you are..."

and Valo's singing didn't even make the day brighter!

It's was like I'm mentally exhausted and all I wanted to do is go out there and do what I really longed to do: take pictures. For these couple of months, I passed a lot of photographing opportunities and not all of them because I had to work on crazy schedules. Some because I had made certain arrangements; dates; or fallen sick. The only opportunities that I went and took pictures are when I went site visiting, thus all the pictures I acquired are of work projects.

"...in six hundred and sixty six ways...
I'm here for you."

Damn how I missed so much the adventures I get by travelling around. Maybe this is the main reason I took the chance of "being exiled" to Borneo straight out of university. The adventure. I even didn't ask any friends about their opinions or thoughts. Back then, my only (fatalist) thought is that, "Hey, everybody died one way or another. So why bother? In Bandung or in Borneo, death is still death." And the other one is, "People lived there for generations, why couldn't I?"

"...the journey seemed endless,
the Shadow will rising..."

That's why I'd jumped for most of the opportunity that went my way of leaving this desk and this computer. I'd rather travel and see things and have new experience to blog about later on. If none of that happened, I'd be stuck here writing this type of blog post you are reading right now. And I'd be whining and made myself looked lame.

Man, I'm tired. Physically and mentally.

"...Death blessed me with You.
Will You die tonight for Love?
...Cause this Life ain't worth living!"

= = = = =

lyrics from Gone With The Sin, and For You, and The Path, and Join Me In Death by HIM.

Selasa, Juli 01, 2008

Iron Man! The Mandarin! War Machine!

Sekali lagi aku browsing ke salah satu website majalah favoritku, Wired, dan sekali lagi aku merasa pusing.

Bayangkan, mereka membahas banyak aspek seputar Iron Man, komiknya, produksi filmnya. Juga tentang sekuelnya, Iron Man2, diman kemungkinannya kita akan diberikan kisah tentang munculnya The Mandarin yang dalam versi komiknya mengumpulkan dan menggunakan The Ten Rings of Power (Hello? The Ten Rings pemimpin milita pembunuh di dalam film Iron Man?). Dalam episode kisah komik yang sama, bahkan seorang War Machine a.k.a. Jim Rhodes (muncul di dalam filmnya) tidak mampu berbuat banyak untuk menolong Iron Man mengalahkan seorang The Mandarin.

Aku tidak tahu apakah apa yang di-summon oleh The Mandarin bakalan muncul di Iron Man 2, kurasa tidak, tetapi membayangkan seorang Iron Man teamed-up with War Machine (sekilas disiratkan di film itu, Jim Rhodes akan memakai kostum Iron Man versi kedua -- yang dipakai Tony Stark untuk tes terbang pertama) vs. The Mandarin!

Aaarggh... Lalu ada kemungkinan kemunduran pekerjaan karena sutradara Iron Man belum deal harga syuting Iron Man 2 ditambah lagi kemungkinan mogok kerjanya para aktor di Amrik sana. Tahun berapa ya film ini bakalan rilis?

UPDATE:
=======
Perisai Captain America bisa dilihat sekilas saat adegan Pepper Potts pertama kali melihat Tony Stark sebagai Iron Man. Hmm.... Apakah adegan ketika Tony kesulitan membuka kostumnya biarpun sudah dibantu robot di lab?

Lalu, mungkinkah Brad Pitt menjadi Thor di film The Avengers (The First Avenger: Captain America, 2011 and/or The Avengers menampilkan Captain America, The Incredible Hulk, Iron Man).