Senin, September 27, 2010

Belajar Mengajar Menghajar?

Aku sudah mencoba menguatkan kehendak untuk melaksanakan transfer ilmu tetapi lagi dan lagi peristiwa yang terjadi mengecilkan hati. Bagaimana mungkin hendak mengajarkan sesuatu kalau si pembelajar seperti tak mengerti -- dan tak mampu(?) -- mengerti?

Bayangkan betapa jengkelnya hari ini harus menunggu seorang admin untuk melakukan tugasnya, mengisi form template lima kali dengan hanya empat baris data yang berbeda di tiap lembarnya, tetapi si bedul itu membutuhkan waktu sekitar 1,5 jam untuk menyelesaikannya?!?!

Sialan!

Cuma mengisi empat baris data plus mencetak dokumen saja, butuh waktu 18 menit per lembarnya?




Clenched Fist


Dan tiap kali mengingat atasanku ingin aku mengajarkan -- istilahnya: mentransfer ilmu -- kepada manusia satu itu, bagaimana mungkin aku mempertahankan tingkat kewarasanku sampai masa asimilasi ini selesai? Bayangkan saja, masa harus aku yang "downgrading" kecepatanku dalam bekerja, sampai ke tingkat manusia itu? Bukankah ketika mulai bekerja seharusnya dia yang menyesuaikan diri dengan lingkungan yang dimasuki?

Kenapa tega sekali atasanku melimpahkan hal seperti ini kepadaku?

Menyedihkan sekali keadaan ini! 

Rabu, September 15, 2010

menentukan prioritas

yang seharusnya kulakukan sekarang ini adalah menetapkan daftar prioritas tindakan dan hal yang perlu dilakukan.

menggunakan daftar prioritas yang tersusun berdasarkan skala kepentingan itulah lalu aku dapat menyusun suatu jadwal aksi dan menetapkan target pencapaian!

tanpa prioritas yang dituju, mustahil bisa menetapkan target yang hendak dicapai. ketiadaan target menyebabkan tak mungkin merancang taktik dan strategi pencapaian. dan tanpa target, tak bisa pula melakukan evaluasi dan apresiasi yang memadai, wajar, dan berimbang.

jadi, kapan aku akan memulai?

Selasa, September 07, 2010

i'll wait for your return

baby, i'll wait patiently

keeping my hope alive just

so that i can meet you, see you, touch you

then i'll take you to our secret little place

where i'll have my revenge on you

Rabu, September 01, 2010

Baiklah

Sekali lagi aku dibuat makan hati.

Betapa menyenangkannya, ketika aku diberi tugas dan tanggung jawab yang tak lengkap dan saat meminta kejelasan, yang kudapatkan malah wejangan yang berubah jadi perdebatan.

Ketika aku memprotes bahwa persoalan yang sama terjadi dan terjadi lagi, bahwa petugas lapangan mengabaikan dan cenderung tidak peduli, karena tak ada evaluasi dari kantor, malah dikembalikan ke aku sebagai pihak yang bersalah tak melakukan evaluasi pekerjaan.

Uh, you are the boss. Kenapa aku yang evaluasi? Memangnya apa yang kau lakukan di dalam ruanganmu memanggil orang-orang yang baru balik dari proyek? Menghisap pipa perdamaian?

Lagipula kenapa aku yang harus mengevaluasi pekerjaan bila saat pekerjaan berlangsung, berkali-kali aku "dipotong" dari hierarki pengambilan keputusan? Lalu berkali-kali pula pemberitahuan dan pengaturanku di-counter tanpa melalui pemberitahuan sebelumnya dan tak pernah aku diberitahu sampai ketika aku menanyakan hal tersebut kepada orang di lapangan? Lupa ya?

Sampai sekarangpun masih terjadi bahwa keputusan dan informasi yang di-bypass tak melibatkan aku. Berkali-kali pula saat aku mengatakan "A", diubah menjadi "B" tapi bukan aku yang diberi tugas memperbaikinya. Harus dirimu sendiri yang menyampaikannya.

Intinya: if you're continually undermine me and my position which you entitled to me, how could you blame me for not having adequate kewibawaan?

Bukankah kamu sendiri yang mensabotasenya? Kamu itu tak adil dan kamu tak sadar kamu tak adil atau kamu tak peduli bahwa kamu itu tak adil. Bila kamu tak memberikan penghargaan yang wajar di depan anak buah sesuai pangkat yang kau berikan padaku, berkali-kali pula, menurutmu anak buah itu akan menghargaiku atau tidak?