“God must’ve loved me so much, He joked a lot with me. Every time I tell stories of my mishap and misfortunes, people laughed.”
Senin, Mei 31, 2010
Si Satpam Yang Keren
Kita Tak Bisa Percaya
Large Hadron Collider Pop-Up Book!!!
Rabu, Mei 26, 2010
trust in you
Anthem Untuk Jakarta
tattooed women, bad?
Smoking Women, Banned?
just curious: why is that some people - including some that i have personally known - dislikessmoking women? i mean, to them (and probably you too), think that it is inappropriate for women to smoke, but think otherwise for men. is it okay - and normal - for men to smoke because they are men? is it wrong for women because women shouldn't be smoking in the first place? i had started some never ending debates over this issue and the reason why they were unfinished because both parts kept to their own POV.
that's what i am trying to start right now. i think i am not a feminist, but the idea that women should and shouldn't do something just because they're females just a little bit absurd, since a child can not decide what sex he/she born with (that's why we got transsexual now) and rights shouldn't be limited to some factors that you can't really control (sex, skin color, place of birth, etc.).
i have to admit, i am not a smoker and sometimes i just can not tolerate the billowing smoke. that's why in the past times i just left the room abruptly. so maybe you can say i am biased. when i was a child, my father is a smoker. but he quit for reasons i still haven't found out. of course i stole some cigarette he owned, just out of curiousity, to feel what is it like to be smoking. i lighted the cigarette, try it, then coughed because the smoke stung my senses. i threw it away while my so-called friends laughed at me. i do not left them though. i sat with them watching they consume rest of my thieving goods. yes, afterward there are peer pressure too, but maybe the pressure is not enough to "break" me.
all in all, this is all about option and just to think that there are other people out there that think you SHOULD or SHOULDN't do something because it is inappropirate based on some weak reasons makes me wondering...
cont'd
Cita-Citaku
cita-citaku, ingin menjadi polwan, tapi sayang aku seorang lelaki
- "cita-citaku" by the panasdalam
waktu kecil, aku pernah ingin menjadi seorang "supir tank". aku tak mau jadi tentara, aku mau jadi "supir tank". tentu gagah sekali membawa kendaraan sebesar itu, dengan meriamnya yang mampu menghancurkan lawan.
itu sebelum aku menonton serial CHIP's.
setelah itu aku ingin menjadi seperti eric estrada, mutar-mutar kota naik moge, dengan helm, kacamata hitam, dan sepatu boot kulit. bunyikan sirene dan nyalakan lampu strobo. gagah!
itu sebelum aku menonton Goggle V.
setelah itu aku ingin menjadi goggle merah, memimpin teman-teman membasmi kejahatan. menaiki robot raksasa dan bertarung melawan monster.
lalu menyusul pula kamen rider black, gaban, sharivan, megaloman, dan zabogar,dan lionman. semuanya keren. saat itu terjadi krisis identitasku yang pertama. mau jadi apa aku nanti?
tapi, di atas itu semua, aku hanya mau jadi ULTRA-MAN. datang ke bumi dari planet Ultra, menolong Jepang dari kehancuran yang diakibatkan oleh monster! tapi sayangnya aku tak akan bisa bertahan lama dalam wujud ultra,karena pengaruh kosmik bumi yang berbeda dibanding dengan di rumah.
kemudian aku menonton serial "the incredible hulk" sehingga aku memutuskan: SCIENCE IS THE ANSWER! setelah risetku berhasil dan aku berhasil menemukan cara untuk menjadi manusia super, aku akan bertualang untuk menegakkan keadilan versiku sendiri dan untuk menolong orang-orang. tentunya dengan imbalan tertentu. toh riset dan percobaan membutuhkan biaya.
tetapi kemudian aku menonton MTV Headbanger's Ball. dan hey! rasanya keren bisa bermain gitar, menggebuk drum, berteriak-teriak di mic di hadapan puluhan ribu fans yang berteriak, meloncah, mosh, headbanging bersama. sungguh suatu pemice adrenalin yang luar biasa!
lalu aku membaca All That Remains karya Patricia D. Cornwell. kuputuskan, aku akan menjadi seorang ahli forensik yang gigih membongkar kejahatan dengan cara membedah mayat. tentunya dengan cara-cara yang ilmiah pula. once more, science attracted me. ternyata aku bertemu dengan guru biologi di smu yang dengan sukses menghilangkan keinginanku untuk itu. apalagi aku harus mengambil kedokteran, ikatan dinas, sebelum bisa ambil spesialisasi forensik.
terjadilah krisis tahap 2. mau jadi apa aku ini???
aku pernah ingin menjadi perampok bank. lengkap dengan aksi tembak-tembakan dan meloloskan diri dengan mengebut dan taktik pengecohan yang brilian. bukan seperti si dalton bersaudara dalam komik lucky luke.
aku pernah ingin menjadi professional surfer/waverider. main ke pantai setiap hari, mengendarai ombak. berjemur di pantai. berpesta dengan gadis-gadis cantik berbikini. what a dream!
aku juga pernah ingin menjadi penulis. cerita fantasy seperti Piers Athony (thanks to Adeline for introducing me to him), atau science fiction seperti Michael Crichton, atau sang pelopor: Jules Verne!
mengasyikkan untuk bisa menulis sesuatu yang akan menggugah seseorang.
tapi sekarang, tak satu pun cita-cita dan keinginan itu yang kesampaian. menyedihkan? tidak juga. aku memutuskan untuk menjalani hidup apa adanya. at least, pekerjaanku sekarang masih mengandung unsur-unsur pendukung dari beberapa cita-citaku.
jadi, kecuali soal gaji dan jam kerja, i have no complaints!
Going Home for Christmas
Today, my boss' wife asked me whether or not I'm going home for this year's Christmas. I told her that I doubt it. Then she asked me why and I replied that's because "going home" is not a high;y-anticipated opportunity in my uneventful life.
But it does spark something in my head. Since I left home after graduating from high school, I've been celebrating Christmas only twice with my family. That was on 2000 and 2001. Other times, I was in Bandung, West Java, and Pontianak, West Borneo.
I did miss something from the usual family reunion. That's the ritual of going together to the church and helping in the kitchen. Actually, I am not a help at all, being a nuisance when I was a kid. Everytime a new batch of cookies out of the oven, it'd be me and/or my brother's task of tasting them.
But now, the term: "Going Home for Christmas" is just like any other sentence. I haven't come home for such a long time that I forget how and what it was like. I don't see a need for coming home, to meet my parents and sisters. I don't see the importance of "mudik" that my other fellow Indonesian do at this time of the year.
What's so great with coming home and meet up with your family and friends? How come most people feel the urge - so great thet they'd do almost anything to reach HOME - to go "mudik" while there are some people that won't be able to do it at all?
Pontianak, 18 September 2005
Hari Minggu, 18 September 2005, kota Pontianak. Sebenarnya tak ada yang istimewa. Kecuali pada saat aku keluar mau makan siang, jalanan terasa sepi padahal dari itu hari libur. Banyak toko yang tutup pula. Ini tidak normal, pikirku.
Kemudian aku ingat, hari ini hari baik! Alasannya sebagai berikut:
1. Hari Minggu = hari libur
2. Tanggal 18 September 2005 menurut kalender bulan adalah malam bulan purnama, which brings good things.
3. 18 September = 18 bulan 9 = 1 + 8 + 9 = 18 = 1 + 8 = 9! which is good too..
Itu sebabnya jalan sepi, toko pada tutup, warnet juga sepi! Hore! Yang rame itu gedung-gedung yang disewa untuk acara resespsi pernikahan, maupun beberapa rumah yang dipakai buat pesta pernikahan. Pokoknya banyak deh yang menikah pada hari itu...
Malam harinya jalanan mulai ramai. Terutama SPBU/pom bensin. Beberapa SPBU memang sejak Sabtu malam telah memasang tanda "bensin habis". Akibatnya orang terpaksa membeli bensin eceran yang banyak di tepi-tepi jalan. Begitu stok BBM ada di SPBU resmi, berdatanganlah para pemilik kendaraan. Termasuk aku.
Dalam setengah jam, antrian mobil dan motor telah mencapai hampir 1 kilometer! Padahal mobil ada dua baris dan motor juga dua baris antrian. Jadi jumlahnya perkirakan saja sendiri!
Polisi segera datang untuk mengatur barisan antrian demi mencegah keributan dan mengatur lalu lintas karena sudah macet pada ruas jalan itu.
Untunglah aku lewat ketika SPBU baru mulai operasi sehingga antrian di depanku cuma sekitar 20-an meter saja.
Buat teman-teman yang belum pernah merasakan antrian untuk mengisi BBM (misalnya di Bandung dan Jakarta), mungkin tak bisa membayangkan kondisi seperti ini yang bisa terjadi paling tidak seminggu sekali.
wayfarer's journey
DAMN…
have you ever imagined, to travel for 6 hours on a leaking-while-it-rains bus and still in the same province? it stretch for more than 250 km, about a quarter of it was a thank-God-there-is still-a-road-exist-here, plus another hour (at least) just to reach a resting place that you usually use while in town? not that it was far, but the damn bus take a very slow motion trip just to cover 30 km.
i’m not being ungrateful.
hey, at least i still got a job, a career, and get paid to travel and see places.
what? pictures? well, i get a hold on a digital camera but there was little possibilities that i will be able to upload some of the pictures i have already taken.
why? well, it’s because the damn internet cafe here only support 3 1/2" disks and not flash-disks.
but for me, this borneo is already losing its charm. still there is a lake that holds all the wildlife of the entire borneo. but that is located far north. i won’t be travelling that way this year anyway. the mistycism that envelopes the dayaks has wear off. the most interesting thing now is where and how can i get one of those tribal tattoo?
sh*t!!!
now i sound like a complete wuss. i hate it when i doin’ this. but you’re the blog, why shouldn’t i spill it all out for you? not all of my writings will be like this one. it’s just because sometime i feels like ny journey here is about to end. if i had decided that i’m fed up with all of this, i’d bail out.
that’s it.
p.s.:
my travel gear:
1. nordwand 45L from eiger
2. ericsson r250s pro and siemens m55
3. reebok sneakers
4. safety goggles
5. sponsored cap, lindores cranes and rigging, already worn out
6. krisbow multi-use tools
Does The Little Girl...
Does she realize that her limp might limit her options in the future?
Does her gait, in the future, will affect her personality?
Does she know that she looks so cute in her dress, her smile so sweet,
her eyes brightly shines, her expression so innocent, but it was the
way she walks that first caught my attention?
I hope the world would be nice to her and her parents provide her
adequately to be able to grow up as an independent, mature, yet as
cheerful as the way I see her just now.
Senin, Mei 24, 2010
cari bantuan!
aku merasa terlalu tua. atau terlalu bodoh. atau tidak memenuhi kualifikasi. atau pikiran lainnya yang menjatuhkan diri sendiri. aku seperti menyabotase kesempatanku sendiri. aku seperti ingin bebas tetapi sebagian dari pikiranku mengganggu usaha-usaha yang kulakukan untuk mendapatkan kebebasan yang kuidam-idamkan itu.
ini sungguh membuat kesal diriku sendiri.
seharusnya aku tetap semangat, fokus pada pekerjaan, tetapi meluangkan waktu untuk mencari celah peluang dan kesempatan yang "katanya" ada banyak di luar sana. tak mungkin aku mengharapkan ada orang yang datang mengulurkan tangannya kepadaku lalu mengajakku pergi menyongsong hidup yang lebih baik. hanya aku yang bisa mengubah nasibku sendiri.
tetapi aku merasa bahwa bila sendirian terasa sangat sulit, maka ada satu hal lain yang bisa aku lakukan: aku harus mencari bantuan!
Laporan Kesehatan Hari Ini
Sabtu, Mei 22, 2010
ScribeFire-ing Again
Jumat, Mei 21, 2010
scribefire for google chrome
Sabtu, Mei 15, 2010
Di Kilometer Terakhir
Rabu, Mei 12, 2010
Do Androids Dream of Electric Sheep?
12 Mei 2010
Minggu, Mei 09, 2010
Kadang Kau Tak Bisa Melaluinya Sendirian
Tadi malam saat pulang ke homebase, menyetir sendirian, Larasati Silalahi memutarkan sebuah lagu permintaan pendengar radionya. Sebenarnya yang diminta adalah Elevation dari U2 tetapi Larasati memilih memainkan lagu yang lebih downbeat dan memutarkan salah satu singel U2 yang sangat menyentuh perasaanku.
Uhuk, uhuk. Maaf kalau jadi curcol.
Lalu mulailah intro dari lagu itu dan kemudian suara Bono mengalun keluar dari speaker mobil, mengalun, memohon, mengingatkan. Aku melambatkan laju kendaraan dan pindah ke lajur tengah. Kukeraskan volume suara agar tak lagi kudengar suara deru mesin mobil maupun kendaraan lain yang mulai satu per satu melewatiku.
“Sometimes, you just can’t make it on your own,” katanya.
Aku terharu.
Aku sadar selama beberapa waktu terakhir ini aku selalu berusaha keras menjalani tiap tantangan dan mengatasi setiap persoalan yang muncul sendirian. Aku menyimpan banyak hal di dalam hati yang tak kusampaikan bahkan kepada orang-orang terdekatku. Tapi Bono mengingatkanku: kadangkala muncul persoalan tak mungkin bisa kita atasi sendirian saja.
Aku jadi sedih. Bahkan kepada Sang Pencipta saja aku menyembunyikan isi hatiku. Aku memilih hanya mengucapkan doa pendek sekedarnya dan jarang meminta lainnya. Pada saat beban terasa berat barulah aku berdoa yang karena sangat jarang kulakukan, bahkan doaku singkat pendek kering tanpa kejelasan. Terlalu jarang kulakukan sampai aku lupa berdoa. Menyedihkan.
“Sometimes, you just can’t make it on your own,” katanya.
Aku tak mempercayai membagikan bebanku pada orang-orang terdekat. Aku tak mau membagikan bebanku pada Tuhan. Padahal dari dulu aku tahu kalau tak kepada Tuhan dan diwujudkan melalui sesama manusia yang berada di lingkup terdekat, kepada siapa lagi kita meminta pertolongan dalam kesulitan hidup?
Aku mencoba kuat sendirian tapi yang ada hanyalah aku merasa lelah dan semakin rapuh. Aku lupa bahwa ada hal-hal yang tak mampu ditanggung sendirian.
“Sometimes, you just can’t make it on your own,” kata Bono.
Kau benar, Om. I can’t. And I need help, fast. So help me, God.