Rabu, Juni 11, 2008

the camera

it is not the camera that made you a photographer.
it is you that made yourself into one.


itu kalimat -- beserta variannya -- yang kadang-kadang kuulang pada diriku kalau melihat orang-orang menenteng kamera yang hanya bisa kuidam-idamkan saja. katakanlah, sebuah Nikon D300.

aku memang ingin memilikinya. tetapi kondisi keuanganku (baca: aku terlalu pelit) membuat aku merasa kalau aku belum mampu memilikinya. lalu aku sekali lagi mengingatkan diri sendiri: bahkan Nikon D50-ku saja belum selesai kuutak-atik. banyak fitur yang sampai sekarang belum bisa kugunakan dengan tepat atau apa perbedaan setting yang satu dengan yang lainnya.

misalnya setting white balance tiap kali kondisi pencahayaan berubah. atau memilih antara shutter speed priority atau aperture priority untuk tiap hal atau peristiwa yang aku mau rekam. atau bahkan beda warna yang akan kuperoleh antara Normal atau Vivid atau Softer atau pilihan lainnya.

mengingat aku sudah hampir tiga tahun memiliki D50 itu, ini adalah fakta yang sangat memalukan.

jadi aku hanya bisa melihat dengan rasa iru setiap kali ada orang yang berjalan-jalan membawa sebuah D200 atau D300. apalagi kalau aku tahu orang itu bukan berprofesi sebagai seorang fotografer.

mungkin aku hanya bisa menghibur diri sendiri. tetapi tetaplah, sebuah D50 masih lebih baik daripada sebuah pocket camera (dalam hal rentang subyek yang bisa kufoto).

thanks to Ken Rockwell for his insights.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

what is it?