Senin, Mei 31, 2010

Si Satpam Yang Keren

(aslinya diterbitkan di internet tanggal 14-05-2008 setelah menonton film Iron Man)

====

Seseorang menyarankanku untuk menonton IRON MAN dan menunggu sampai credit title selesai untuk mendapatkan sebuah surprise alias teaser.

Jadinya kemaren aku benar-benar tunggu sampai credit title yang panjang itu selesai ditayangkan.

adegan menunjukkan saat Tony Stark masuk ke dalam rumah dan menyapa Jarvis. Tony agak ragu karena suara Jarvis yang tidak seperti biasanya. Ternyata ada sesosok pria menunggu di dalam kegelapan menunggu kedatangan Tony Stark.

Tidak penting apa yang mereka bicarakan dalam beberapa detik itu. yang lebih menarik adalah seorang satpam XXI mendatangi tempatku duduk di barisan paling depan lalu berbicara:

"Nanti ada Samuel Jackson datang."

"Huh?" aku heran karena saat itu baru adegan Tony masuk ke dalam rumah.

"Ya. Film ini bersambung ke Jumper."

Aku menoleh heran ke arah si satpam. Jumper? Film yang menampilkan orang-orang berkemampuan meloncat (jump) dari satu lokasi ke lokasi lainnya hanya dengan berkonsentrasi?

"Oh ya, Jumper itu gantung banget akhirnya. Pastinya ada lanjutannya." kataku sok pasti.

Lalu saat sosok dalam kegelapan itu bergerak maju, kelihatanlah bahwa dia adalah Samuel L. Jackson yang memakai eyepatch.

OMG. Ternyata maksud si satpam adalah Samuel L. Jackson sebagai pemimpin Paladin yang memiliki misi membunuhi para peloncat ruang di film Jumper! Apakah si satpam berpikir akan terjadi crossover di mana iron man akan menjadi pemburu para jumper?

Entahlah.

Dengan sopan aku permisi ke si satpam ketika film sudah benar-benar selesai.

Iron Man memburu Jumpers? *grin*

Kita Tak Bisa Percaya

(aslinya diterbitkan di belantara internet pada tanggal 27-04-2007 setelah melihat iklan properti di media cetak yang muncul beberapa hari berturut-turut)

===

Sebagai masyarakat biasa - juga sebagai calon konsumen - sudah sewajarnya kita waspada dan mencermati apa saja informasi yang dijejalkan sehari-hari. Klaim yang disebutkan untuk menyatakan keunggulan produk sudah sepantasnya ditelaah sebelum diterima sebagai kebenaran.

Kadang kita mungkin malah harus mengabaikan informasi yang kurang jelas atau menutup-nutupi realita.

Mungkin contoh yang dapat diberikan adalah tentang produk properti seperti yang terpasang sebagai iklan pada sebuah harian nasional dua minggu berurutan, yang tagline-nya "centralize your life…" dan "stay healthy whealthy & dynamic".

Masalahnya adalah lokasi properti itu di daerah Thamrin, Jakarta Pusat. Sebagai informasi tambahan, ruas jalan Thamrin dan Sudirman adalah area dengan kualitas udara terburuk di Jakarta.

Dan Jakarta adalah salah satu kota dengan kualitas udara terburuk di dunia!

Tanpa bermaksud menjelek-jelekkan produk properti tersebut, bagaimana mungkin bisa hidup sehat bila udara yang dihirup sehari-hari saja sudah buruk? Harian nasional yang sama beberapa waktu yang lalu pernah memasang foto yang diambil dari sebuah gedung tinggi di Jalan Thamrin yang tertutup kabut asap putih sehingga jarak pandang ke daerah sekeliling amat terbatas.

Atau apakah mereka (pengelola gedung) telah berhasil mengimplementasikan sistem penyaring udara yang canggih sehingga udara dalam bangunan berkualitas lebih baik daripada udara di luar?

Bila memang begitu, aku ingin tahu, sistem seperti apakah itu?

Lalu, seingatku konsep unggulan mereka adalah bahwa para penghuni yang tinggal di situ dapat pergi ke kantor "dengan berjalan kaki sehingga lebih sehat"!

Memang target konsumen mereka adalah profesional yang bekerja di sekitaran Thamrin.

Tetapi - berhubung manusia tidak bisa berhenti bernapas - bagaimana mungkin bisa sehat kalau udara sehari-hari yang dihirup tidak sehat?

Aku saja berdiri di tepi jalan Thamrin selama sekitar 15 menit merasa napas berat dan tidak merasa nyaman. Lalu bagaimana rasanya bila terus-menerus "menikmati" udara yang seperti itu sepanjang hari dan sepanjang malam?

Aku hanya ingin mempertanyakan dasar klaim iklan saja kok!

Use your brain, not just your heart.

Large Hadron Collider Pop-Up Book!!!

First and foremost, maybe I am a geek. Or nerd.



When I stumbled upon an article about this pop-up book, my eyes went wide and how my heart REALLY want somehow to be able to help my hands get a hold on a copy of this book!

Such a creative way to inform other people about the Large Hadron Collider and since it's scale are correct, (maybe) you could imagine seeing one.

Ooooh... I want one of this.

Rabu, Mei 26, 2010

trust in you

(previously published somewhere in the internet on 24-09-2008)

Here is to another frustration-heavy holiday season!

As always been in these previous four years, again and again it felt like Matthews is taking most of the crap a company can produce and empeloyees threw at.

Why in Hell it seemed that everytime a vacation time loom, people tend to dismiss responsibilities altogether? It was just, “Hey, tomorrow is holiday. Screw this assignment!” and just drop everything and start sitting around just talking and laughing and be merry?

No, I overexaggerated it.

But as some collagues are tune in into holiday, all the assignment are being dumped on me.

I mean, as soon as people saw a slack (or rescheduled) deadline, they stop working because, “It’s not even due soon, anyway.” Or, “We’ll work it out after vacation.” Which in reality some of it’d probably went my way to make things work; made some finesse changes and alteration; and took larger responsibilities.

I had to leave my own work to supervise some R&D work and now it’s clear to me that even when I went away for the same holiday season, it’d be guilt-ridden because all the unfinished tasks just playing shadows in the back corners of my mind.

Even when I worked overtime, those tasks still refuse to see an end. I had to review and re-review it again with my boss because the volume are all translated into money. And in business, money is crucial. Hey, my position is crucial for the company but the position came with the burden of taking responsibilities about the progress and continuation of almost all our operation in Indonesia.

That’s sucks.

But I guess that’s just me. A semi-antisocial guy with a twisted sense of humor.

Anthem Untuk Jakarta

"ke Jakarta, ku akan kembaliii......"
demikian lirik sebuah lagu yang populer oleh sebuah grup band yang juga populer pada tahun '60-an (kalau penulis tidak salah ingat)

tetapi sekitar 20 tahun kemudian,
"siapa suruh datang Jakarta, siapa suruh datang Jakarta..."
adalah penggalan lirik lagu yang populer setelah banyak cerita sedih seputar nasib para perantau yang mengadu nasib datang ke Jakarta.

sekarang, tahun 2000-an, apa lagi?

rasanya, di tahun 200-an ini, Jakarta membutuhkan anthem (lagu kebangsaan) baru. lagu yang dapat menggambarkan kondisi ibukota negara kita ini. mungkin single "Membakar Jakarta" dari grup band Seringai? sayangnya hal ini tidak mungkin terjadi karena - jujur saja - ada berapa banyak dari Anda para pembaca budiman, yang pernah mendengar (dan menghapal lirik) lagu tersebut???

rasanya Anda para pembaca - terutama yang berdomisili di Jakarta - perlu mencari, menetapkan, dan mempopulerkan sebuah anthem baru untuk kota Jakarta.

[sebelum itu semua, mungkin anthem untuk Jakarta adalah lagu "Ondel-Ondel" atau "Jali-Jali"???]

BACA, TERTAWAKAN, tetapi TETAP SEBARLUASKAN!
untuk Indonesia (dan Jakarta) yang lebih baik!



(originally published somewhere in the internet on 15-02-2006)

tattooed women, bad?

(originally published somewhere in the internet on 20-02-2006)

===

yesterday, a friend of mine, what would i think if she get a tattoo.

she just want to express herself more and the best way it seems is to get a tattoo. her concern is that it might just get in the way when she applied for a job after graduated. i told her that i think the only way it'd be an issue if she did apply for PNS or banking institution - or any position where your appearance really matter.

if you're healthy, tattoo can't make you failed on health test/medical check-up. i also told her to sport a temporary tattoo first, to put it right where she want her permanent one, and get the feeling of having a tattoo, for a permanent tattoo is just gonna stick forever to her skin.

she also asked, "what would you guys be thinking of a woman like me had tattooes?"

i told her, "personally, i think it is sexy, it's sensual, it's hot! as long as the tattoo suit her and she is comfortable with them.

"what about the stereotyping of tattoed person = bad person. it worse if it's a woman?"

"well, if you're more interested in what other people might think, then you better not get one. if you feel you can go on ignoring other people's opinion, then go get one!"

now, you, dear reader, after reading this, you know where i stand on this matter. i just asked you for your opinion, are tattoed women equal bad girls?

let me know, please.

Smoking Women, Banned?

(originally published somewhere on the internet on 14-01-2006)


just curious: why is that some people - including some that i have personally known - dislikessmoking women? i mean, to them (and probably you too), think that it is inappropriate for women to smoke, but think otherwise for men. is it okay - and normal - for men to smoke because they are men? is it wrong for women because women shouldn't be smoking in the first place? i had started some never ending debates over this issue and the reason why they were unfinished because both parts kept to their own POV.

that's what i am trying to start right now. i think i am not a feminist, but the idea that women should and shouldn't do something just because they're females just a little bit absurd, since a child can not decide what sex he/she born with (that's why we got transsexual now) and rights shouldn't be limited to some factors that you can't really control (sex, skin color, place of birth, etc.).

i have to admit, i am not a smoker and sometimes i just can not tolerate the billowing smoke. that's why in the past times i just left the room abruptly. so maybe you can say i am biased. when i was a child, my father is a smoker. but he quit for reasons i still haven't found out. of course i stole some cigarette he owned, just out of curiousity, to feel what is it like to be smoking. i lighted the cigarette, try it, then coughed because the smoke stung my senses. i threw it away while my so-called friends laughed at me. i do not left them though. i sat with them watching they consume rest of my thieving goods. yes, afterward there are peer pressure too, but maybe the pressure is not enough to "break" me.

all in all, this is all about option and just to think that there are other people out there that think you SHOULD or SHOULDN't do something because it is inappropirate based on some weak reasons makes me wondering...

cont'd

Cita-Citaku

(originally posted somewhere on the internet on 31-10-2005)


cita-citaku, ingin menjadi polwan, tapi sayang aku seorang lelaki

- "cita-citaku" by the panasdalam



waktu kecil, aku pernah ingin menjadi seorang "supir tank". aku tak mau jadi tentara, aku mau jadi "supir tank". tentu gagah sekali membawa kendaraan sebesar itu, dengan meriamnya yang mampu menghancurkan lawan.

itu sebelum aku menonton serial CHIP's.

setelah itu aku ingin menjadi seperti eric estrada, mutar-mutar kota naik moge, dengan helm, kacamata hitam, dan sepatu boot kulit. bunyikan sirene dan nyalakan lampu strobo. gagah!

itu sebelum aku menonton Goggle V.

setelah itu aku ingin menjadi goggle merah, memimpin teman-teman membasmi kejahatan. menaiki robot raksasa dan bertarung melawan monster.

lalu menyusul pula kamen rider black, gaban, sharivan, megaloman, dan zabogar,dan lionman. semuanya keren. saat itu terjadi krisis identitasku yang pertama. mau jadi apa aku nanti?

tapi, di atas itu semua, aku hanya mau jadi ULTRA-MAN. datang ke bumi dari planet Ultra, menolong Jepang dari kehancuran yang diakibatkan oleh monster! tapi sayangnya aku tak akan bisa bertahan lama dalam wujud ultra,karena pengaruh kosmik bumi yang berbeda dibanding dengan di rumah.


kemudian aku menonton serial "the incredible hulk" sehingga aku memutuskan: SCIENCE IS THE ANSWER! setelah risetku berhasil dan aku berhasil menemukan cara untuk menjadi manusia super, aku akan bertualang untuk menegakkan keadilan versiku sendiri dan untuk menolong orang-orang. tentunya dengan imbalan tertentu. toh riset dan percobaan membutuhkan biaya.

tetapi kemudian aku menonton MTV Headbanger's Ball. dan hey! rasanya keren bisa bermain gitar, menggebuk drum, berteriak-teriak di mic di hadapan puluhan ribu fans yang berteriak, meloncah, mosh, headbanging bersama. sungguh suatu pemice adrenalin yang luar biasa!

lalu aku membaca All That Remains karya Patricia D. Cornwell. kuputuskan, aku akan menjadi seorang ahli forensik yang gigih membongkar kejahatan dengan cara membedah mayat. tentunya dengan cara-cara yang ilmiah pula. once more, science attracted me. ternyata aku bertemu dengan guru biologi di smu yang dengan sukses menghilangkan keinginanku untuk itu. apalagi aku harus mengambil kedokteran, ikatan dinas, sebelum bisa ambil spesialisasi forensik.

terjadilah krisis tahap 2. mau jadi apa aku ini???

aku pernah ingin menjadi perampok bank. lengkap dengan aksi tembak-tembakan dan meloloskan diri dengan mengebut dan taktik pengecohan yang brilian. bukan seperti si dalton bersaudara dalam komik lucky luke.

aku pernah ingin menjadi professional surfer/waverider. main ke pantai setiap hari, mengendarai ombak. berjemur di pantai. berpesta dengan gadis-gadis cantik berbikini. what a dream!

aku juga pernah ingin menjadi penulis. cerita fantasy seperti Piers Athony (thanks to Adeline for introducing me to him), atau science fiction seperti Michael Crichton, atau sang pelopor: Jules Verne!

mengasyikkan untuk bisa menulis sesuatu yang akan menggugah seseorang.

tapi sekarang, tak satu pun cita-cita dan keinginan itu yang kesampaian. menyedihkan? tidak juga. aku memutuskan untuk menjalani hidup apa adanya. at least, pekerjaanku sekarang masih mengandung unsur-unsur pendukung dari beberapa cita-citaku.

jadi, kecuali soal gaji dan jam kerja, i have no complaints!

Going Home for Christmas

(originally posted somewhere on the internet on 31-10-2005)

Today, my boss' wife asked me whether or not I'm going home for this year's Christmas. I told her that I doubt it. Then she asked me why and I replied that's because "going home" is not a high;y-anticipated opportunity in my uneventful life.

But it does spark something in my head. Since I left home after graduating from high school, I've been celebrating Christmas only twice with my family. That was on 2000 and 2001. Other times, I was in Bandung, West Java, and Pontianak, West Borneo.

I did miss something from the usual family reunion. That's the ritual of going together to the church and helping in the kitchen. Actually, I am not a help at all, being a nuisance when I was a kid. Everytime a new batch of cookies out of the oven, it'd be me and/or my brother's task of tasting them.

But now, the term: "Going Home for Christmas" is just like any other sentence. I haven't come home for such a long time that I forget how and what it was like. I don't see a need for coming home, to meet my parents and sisters. I don't see the importance of "mudik" that my other fellow Indonesian do at this time of the year.

What's so great with coming home and meet up with your family and friends? How come most people feel the urge - so great thet they'd do almost anything to reach HOME - to go "mudik" while there are some people that won't be able to do it at all?

Pontianak, 18 September 2005

(originally published on 18-09-2005 somewhere on the internet)

Hari Minggu, 18 September 2005, kota Pontianak. Sebenarnya tak ada yang istimewa. Kecuali pada saat aku keluar mau makan siang, jalanan terasa sepi padahal dari itu hari libur. Banyak toko yang tutup pula. Ini tidak normal, pikirku.

Kemudian aku ingat, hari ini hari baik! Alasannya sebagai berikut:

1. Hari Minggu = hari libur

2. Tanggal 18 September 2005 menurut kalender bulan adalah malam bulan purnama, which brings good things.

3. 18 September = 18 bulan 9 = 1 + 8 + 9 = 18 = 1 + 8 = 9! which is good too..

Itu sebabnya jalan sepi, toko pada tutup, warnet juga sepi! Hore! Yang rame itu gedung-gedung yang disewa untuk acara resespsi pernikahan, maupun beberapa rumah yang dipakai buat pesta pernikahan. Pokoknya banyak deh yang menikah pada hari itu...

Malam harinya jalanan mulai ramai. Terutama SPBU/pom bensin. Beberapa SPBU memang sejak Sabtu malam telah memasang tanda "bensin habis". Akibatnya orang terpaksa membeli bensin eceran yang banyak di tepi-tepi jalan. Begitu stok BBM ada di SPBU resmi, berdatanganlah para pemilik kendaraan. Termasuk aku.

Dalam setengah jam, antrian mobil dan motor telah mencapai hampir 1 kilometer! Padahal mobil ada dua baris dan motor juga dua baris antrian. Jadi jumlahnya perkirakan saja sendiri!

Polisi segera datang untuk mengatur barisan antrian demi mencegah keributan dan mengatur lalu lintas karena sudah macet pada ruas jalan itu.

Untunglah aku lewat ketika SPBU baru mulai operasi sehingga antrian di depanku cuma sekitar 20-an meter saja.

Buat teman-teman yang belum pernah merasakan antrian untuk mengisi BBM (misalnya di Bandung dan Jakarta), mungkin tak bisa membayangkan kondisi seperti ini yang bisa terjadi paling tidak seminggu sekali.

wayfarer's journey

(originally published 23-04-2005 somewhere on the net)

DAMN…

have you ever imagined, to travel for 6 hours on a leaking-while-it-rains bus and still in the same province? it stretch for more than 250 km, about a quarter of it was a thank-God-there-is still-a-road-exist-here, plus another hour (at least) just to reach a resting place that you usually use while in town? not that it was far, but the damn bus take a very slow motion trip just to cover 30 km.

i’m not being ungrateful.
hey, at least i still got a job, a career, and get paid to travel and see places.
what? pictures? well, i get a hold on a digital camera but there was little possibilities that i will be able to upload some of the pictures i have already taken.
why? well, it’s because the damn internet cafe here only support 3 1/2" disks and not flash-disks.

but for me, this borneo is already losing its charm. still there is a lake that holds all the wildlife of the entire borneo. but that is located far north. i won’t be travelling that way this year anyway. the mistycism that envelopes the dayaks has wear off. the most interesting thing now is where and how can i get one of those tribal tattoo?

sh*t!!!

now i sound like a complete wuss. i hate it when i doin’ this. but you’re the blog, why shouldn’t i spill it all out for you? not all of my writings will be like this one. it’s just because sometime i feels like ny journey here is about to end. if i had decided that i’m fed up with all of this, i’d bail out.
that’s it.


p.s.:

my travel gear:
1. nordwand 45L from eiger
2. ericsson r250s pro and siemens m55
3. reebok sneakers
4. safety goggles
5. sponsored cap, lindores cranes and rigging, already worn out
6. krisbow multi-use tools

Does The Little Girl...

Does the little girl know that most of other people walk differently from her?

Does she realize that her limp might limit her options in the future?

Does her gait, in the future, will affect her personality?

Does she know that she looks so cute in her dress, her smile so sweet,
her eyes brightly shines, her expression so innocent, but it was the
way she walks that first caught my attention?

I hope the world would be nice to her and her parents provide her
adequately to be able to grow up as an independent, mature, yet as
cheerful as the way I see her just now.

Senin, Mei 24, 2010

cari bantuan!

aku sedang mencoba mencari peluang dan kesempatan lain, baru, dan mungkin lebih menarik dibandingkan dengan yang sekarang tetapi menjelajahi laman-laman pencarian kerja membuatku merasa tertekan dan putus asa.

aku merasa terlalu tua. atau terlalu bodoh. atau tidak memenuhi kualifikasi. atau pikiran lainnya yang menjatuhkan diri sendiri. aku seperti menyabotase kesempatanku sendiri. aku seperti ingin bebas tetapi sebagian dari pikiranku mengganggu usaha-usaha yang kulakukan untuk mendapatkan kebebasan yang kuidam-idamkan itu.

ini sungguh membuat kesal diriku sendiri.

seharusnya aku tetap semangat, fokus pada pekerjaan, tetapi meluangkan waktu untuk mencari celah peluang dan kesempatan yang "katanya" ada banyak di luar sana. tak mungkin aku mengharapkan ada orang yang datang mengulurkan tangannya kepadaku lalu mengajakku pergi menyongsong hidup yang lebih baik. hanya aku yang bisa mengubah nasibku sendiri.

tetapi aku merasa bahwa bila sendirian terasa sangat sulit, maka ada satu hal lain yang bisa aku lakukan: aku harus mencari bantuan!

Laporan Kesehatan Hari Ini

yeah memang judulnya saja tidak menarik tetapi seperti itu jugalah yang kurasakan hari ini. merasa tidak sehat karena sudah masuk seminggu kena radang tenggorokan. bahkan hal ini sampai membuatku sulit berpikir dan konsentrasi. berniat membaca dokumen teknis, huruf-hurufnya berenang ke sana kemari. gambar diagram jadi seperti coretan dinding gua manusia purba. tak perlu mesin waktu untuk mengalami masa prasejarah manusia.

atau mari kita bahas: apa sih manusia? di tahapan mana kita mengenal dan mengakui awal dari manusia? dari homo sapien pertama? dari homo erectus? dari spesies mana?

maksudku, coba bayangkan, rata-rata kita hidup cuma selama 60 tahun, apa bisa membayangkan seperti apa manusia 6000 tahun yang lalu hidup? atau apakah sudah bisa disebut "manusia" mahluk mamalia yang berjalan dengan dua kaki itu dalam enam milenia yang lalu?

terlalu banyak pertanyaan berseliweran di dalam otak mungkin sebagai akibat dari pengaruh obat yang kuminum. atau bisa saja akibat kondisi fisikku yang belum sehat benar.

sudah cukup menulis, saatnya beristirahat memejamkan mata dan menenangkan pikiran.

Sabtu, Mei 22, 2010

ScribeFire-ing Again

ini kedua kalinya aku membuat post menggunakan (apa ini istilahnya di google chrome? extension?) scribefire dan masih banyak fitur yang harus dicoba kompabilitasnya dengan OS dan hardware yang kugunakan. misalnya memasukkan foto dan atau gambar dan membuat tag / categories yang sesuai dengan yang telah ada di posting-anku sebelumnya.

seperti tadi baru saja membuat account di ovimail milik nokia lalu sync dengan beberapa handset yang kumiliki tetapi anehnya tak bisa double sync-ing which is troublesome because there could be time that i have to do the sync-ing on the go and not finding enough time to do them consecutively.

talking about comic books, baru saja hari ini selesai Y-The Last Man dan merasa depresi lagi. membaca Batman: The Long Halloween tidak membantu meningkatkan mood. sungguh akan menjadi weekend yang menjengkelkan mengingat ada banyak acara yang terlewatkan olehku yang sedang berlangsung di luar sana.

lalu baru ingat masih ada beberapa pekerjaan yang menungguku dan membuatku tidur tidak nyenyak. well, off to work we go.

Jumat, Mei 21, 2010

scribefire for google chrome

ini posting pertama menggunakan scribefire untuk google chrome. tampilannya bersih dan sepertinya lebih sederhana daripada scribefire yang terakhir kugunakan untuk mozilla firefox. semoga untuk selanjutnya akan semakin sering digunakan -- dalam artian semakin banyak posting blog yang kulakukan!

Sabtu, Mei 15, 2010

Di Kilometer Terakhir

Saat sedang berjalan menempuh kehidupan, di atas dua roda, lalu tersadar bahwa kau sudah mencapai Kilometer Terakhirmu, apa yang akan kau lakukan?



Entahlah. Aku belum sampai di sana.

Rabu, Mei 12, 2010

Do Androids Dream of Electric Sheep?

Seandainya aku bisa menggambar...



Atau menulis cerita sekeren tulisan Philip K. Dick yang ini. Mengagumkan.

12 Mei 2010

Sekarang hari Rabu, 12 Mei 2010, sedang berada di sebuah kota di Jawa Barat. Hari ini harus melakukan perjalanan lagi, beberapa ratus kilometer saja. Tidak terlalu melelahkan, mungkin.

Tetapi aku teringat berbagai macam peristiwa dua belas tahun yang lalu yang mengubah Indonesia. Demonstrasi di daerah-daerah sampai berujung ke kerusuhan di Jakarta dan kemudian pergantian presiden.

Sekarang sudah dua belas tahun dan tidak terasa pemimpin yang sekarang seperti meniru beberapa pola yang dipakai pemimpin yang mengundurkan diri pada masa itu: misalnya menempatkan anggota keluarga di legislatif; merapat ke Partai Golkar; lebih peduli pencitraan dibanding menjalankan pemerintahan yang bersih; dan beberapa hal lainnya.

Dua belas tahun yang lalu saat masih bersekolah, aku ikut turun ke jalan bersama banyak teman. Sekarang, aku turun ke jalan karena dituntut oleh pekerjaan. Dulu aku menuntut Indonesia yang lebih baik. Sekarang aku hanya memikirkan mendapatkan uang untuk bertahan hidup.

Idealism, meet reality.

Dua belas tahun sejak tahun penuh peristiwa, 1998 itu, aku sadar bahwa jalan Indonesia untuk menjadi lebih baik masih panjang dan masih membutuhkan waktu yang lama. Aku sadar, mungkin pemimpin yang sekarang memiliki agenda tersendiri yang tidak terlalu berkaitan dengan ke-Indonesia-an yang dicita-citakan dalam Pancasila dan Pembukaan UUD 1945.

Kedengarannya pesimis? Memang. Tapi bukan berarti hilang harapan.

Minggu, Mei 09, 2010

Kadang Kau Tak Bisa Melaluinya Sendirian

Tadi malam saat pulang ke homebase, menyetir sendirian, Larasati Silalahi memutarkan sebuah lagu permintaan pendengar radionya. Sebenarnya yang diminta adalah Elevation dari U2 tetapi Larasati memilih memainkan lagu yang lebih downbeat dan memutarkan salah satu singel U2 yang sangat menyentuh perasaanku.

Uhuk, uhuk. Maaf kalau jadi curcol.

Lalu mulailah intro dari lagu itu dan kemudian suara Bono mengalun keluar dari speaker mobil, mengalun, memohon, mengingatkan. Aku melambatkan laju kendaraan dan pindah ke lajur tengah. Kukeraskan volume suara agar tak lagi kudengar suara deru mesin mobil maupun kendaraan lain yang mulai satu per satu melewatiku.

“Sometimes, you just can’t make it on your own,” katanya.

Aku terharu.

Aku sadar selama beberapa waktu terakhir ini aku selalu berusaha keras menjalani tiap tantangan dan mengatasi setiap persoalan yang muncul sendirian. Aku menyimpan banyak hal di dalam hati yang tak kusampaikan bahkan kepada orang-orang terdekatku. Tapi Bono mengingatkanku: kadangkala muncul persoalan tak mungkin bisa kita atasi sendirian saja.

Aku jadi sedih. Bahkan kepada Sang Pencipta saja aku menyembunyikan isi hatiku. Aku memilih hanya mengucapkan doa pendek sekedarnya dan jarang meminta lainnya. Pada saat beban terasa berat barulah aku berdoa yang karena sangat jarang kulakukan, bahkan doaku singkat pendek kering tanpa kejelasan. Terlalu jarang kulakukan sampai aku lupa berdoa. Menyedihkan.

“Sometimes, you just can’t make it on your own,” katanya.

Aku tak mempercayai membagikan bebanku pada orang-orang terdekat. Aku tak mau membagikan bebanku pada Tuhan. Padahal dari dulu aku tahu kalau tak kepada Tuhan dan diwujudkan melalui sesama manusia yang berada di lingkup terdekat, kepada siapa lagi kita meminta pertolongan dalam kesulitan hidup?

Aku mencoba kuat sendirian tapi yang ada hanyalah aku merasa lelah dan semakin rapuh. Aku lupa bahwa ada hal-hal yang tak mampu ditanggung sendirian.

“Sometimes, you just can’t make it on your own,” kata Bono.

Kau benar, Om. I can’t. And I need help, fast. So help me, God.

Rabu, Mei 05, 2010

Tak Mau

Kadang aku bingung menghadapi beberapa orang tertentu:

Kenapa menunjukkan "perhatian" adalah dengan hanya mendengarkan diri sendiri? Bagaimana mungkin bisa aku mengerti bahwa ada "perhatian" yang memadai bila orang tersebut hanya mau mendengarkan ucapannya sendiri -- baik yang ada di hati dan ada di kepala?

Maksudku, pada saat menunjukkan "perhatian" adalah dengan "memaksa" aku untuk berbicara meskipun jelas-jelas sudah kukatakan "Tidak," pada awalnya lalu melunak menjadi "Bicarakan besok saja," namun tetap tidak mau didengar, apalagi artinya itu?

Rasa "peduli" kah? Bentuk "perhatian" kah? Atau hanya kehendak hati yang mau menang sendiri?

Apakah orang benar-benar peduli dan perhatian atau bisa jadi adalah manifestasi dari keinginan diikuti, didengarkan, dan dipatuhi?

Mungkinkah orang benar-benar kuatir ketika "memaksa" seseorang untuk berbicara di luar kehendak? Aku tak mengerti dan kurasa tak kutemukan penjelasan kenapa harus SEKARANG dan tidak bisa ditunda hingga esok hari kalau memang peduli?

Kalau kata-kataku tak mau didengarkan, mengapa pula aku harus mau mendengarkan kata-katamu?