Jumat, September 04, 2009

Hak dan Kewajiban, Ketidakseimbangan Memori...

Mungkin ini alasan saja atau mungkin juga bukan. Mungkin pula bahwa aku juga seperti ini. Betapa sering kita menjumpai orang-orang yang mengingat dengan tepat kapan haknya seharusnya diperoleh atau dilakukan tetapi bisa dengan gampangnya melupakan kewajiban dan tugas? Betapa gampangnya kemudian beralasan lupa mengerjakan karena sedang sibuk padahal orang tersebut memiliki waktu luang PADA JAM KERJA untuk mengerjakan hal lain yang berorientasi pada keinginan/kebutuhan pribadi semata?

Betapa ada orang yang harus ditanyakan kemajuan suatu pekerjaan baru dengan sigap mengeluarkan telepon seluler dan berkata akan menghubungi orang di sebelah sana untuk koordinasi padahal dia telah hampir setengah jam berbincang-bincang denganku membicarakan hal-hal yang tak berkaitan dengan pekerjaan sama sekali? Bagaimana pula bahwa kejadian ini berlalu sampai berminggu-minggu padahal sudah bukan cuma sekali aku harus bertanya soal kemajuan pekerjaannya sebelum dia mulai bekerja? Bagaimana pula kalau orang tersebut sudah ditegur berkali-kali saat berdua saja dan bahkan di depan koleganya?

Betapa aku tidak capek dalam pikiran karena bila semuanya melambat atau mengalami gangguan dan masalah lainnya karena abainya pihak-pihak lain maka semuanya akan dilimpahkan kepadaku untuk membereskannya dan diharapkan aku bisa dan harus bisa menyelesaikannya sementara mereka yang abai dan cuai bisa dengan tanpa rasa bersalah sama sekali melanjutkan hari-hari seperti biasa bahkan tak mendapatkan teguran?

Betapa aku tak capek menghadapi orang-orang yang selain abai juga tak mau belajar bahkan tak merasa tidak tahu? Atau bahkan setelah mengetahui kalau mereka tidak tahu mereka dengan gampangnya mengabaikan tugas dengan alasan "tidak tahu" kemudian malah duduk bersama-sama mengobrol hal-hal lain, bukannya mencoba mencari tahu? Mencoba memecahkan masalah?

Betapa aku tidak merasa lelah karena dianggap suka memerintah dan tidak punya perasaan hanya mendelegasikan pekerjaan ke orang lain lalu setiap hari bertanya soal kemajuan pekerjaan tersebut? Apakah cara bertanyaku yang salah atau apa?

Mengapa ketika diberi kebebasan untuk pulang lebih awal di bulan puasa, semuanya berebut pulang dan mengabaikan bahwa ada pekerjaan dan tugas yang sebenarnya bisa diselesaikan hari itu malah ditinggalkan karena adalah "hak" mereka untuk pulang lebih awal?

Mengapa ketika diperingatkan soal tugas dan pekerjaan yang belum selesai malah terlihat rasa tidak senang dan ketidaksukaan telah diingatkan?

Lalu entah mengapa aku malah membahas semua ini padahal mungkin saja aku mengalami ketidakseimbangan memori dan ini hanyalah sebentuk upaya pembenaran diri sendiri.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

what is it?