Rabu, April 07, 2010

Pemadam Kebakaran Beraksi Lagi

Kali ini aku dibuat terpaksa tertawa getir dan tersenyum pahit di hadapan atasanku sendiri. Kupikir penjelasanku beberapa hari yang lalu didengar dan diperhatikan. Tetapi ternyata (mungkin) seperti atasan lainnya, mereka tidak mau mendengar kata “Tidak bisa,” atau “Tetapi Pak…” atau alasan penghindaran lainnya. Bagi mereka cuma ada satu frase yang berlaku:

HARUS BISA.

Menyebalkan dan mengesalkan tetapi semuanya harus disimpan dalam hati. Maksudku, saat kita berhadapan dengan massa penduduk lokal yang cuma menginginkan uang dan lebih banyak uang, lalu kita diharuskan oleh atasan kita yang berada di tempat nyaman di dalam ruangan berpendingin udara untuk menghadapi semua orang itu, menurutmu siapa yang akan kita ikuti tuntutannya?

Massa yang marah atau atasan yang marah?

Melawan massa di lapangan beresiko babak belur (contoh ekstrem dan hiperbolis). Melawan atasan di kantor beresiko dipecat (sekali lagi contoh ekstrem dan hiperbolis). Keduanya harus dihadapi, tuntutan mereka harus dicarikan titik temunya, ketiga pihak yang terlibat harus sama-sama puas. Oh, koreksi. Massa dan atasanlah yang berhak untuk puas sementara orang-orang seperti kami inilah yang babak belur “memuaskan” keinginan mereka.

Walaupun sudah kujelaskan problemanya tetapi tetap saja diabaikan dan diminta HARUS BISA mengatasi masalah itu tanpa mengeluarkan biaya yang terlalu besar dan tidak boleh sampai mengganggu jalannya proyek. Mengagumkan sekali tingkat kreativitas yang dituntut dari kami ini, dalam hal pemecahan masalah dan pengiritan biaya operasional.

Aku merasa aku akan mengerjakan sekedarnya saja. Berusaha terlalu keras sampai sakit tidak menimbulkan simpati atau rasa iba. Tentu saja aku tak mengharapkan simpati seperti itu. Aku tak sebodoh maupun senaif itu.

Kami diminta memadamkan api dan mencegah kemungkinan kebakaran di lapangan juga meminimalisir potensi anasir oknum provokator pengganggu jalannya proyek di lapangan hanya dengan bermodalkan sedotan untuk mengangkut air dari sumbernya (tak usah ditanya, itu contoh ekstrem dan hiperbolis).

Aku mau marah tetapi tak tahu mesti marah kepada siapa kecuali kepada diri sendiri.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

what is it?