Kamis, Mei 29, 2008

BESAR atau kecil?

Hari ini aku merasa kesal karena perlakuan orang-orang dari perusahaan yang lebih besar di mana kami mengerjakan proyek dari perusahaan tersebut.

Seorang penyelianya meneleponku meminta pelaksanaan serah terima esok hari. Tentu saja karena handphoneku ketinggalan di suatu tempat maka aku tidak bisa menjawab. Ternyata penyelia tersebut kesal lalu mengirimkan SMS bernada marah dan kecaman.

SMS yang pertama menanyakan jadwal serah terima pekerjaan dengan seorang PIC operator - dengan nada kesal. Mungkin karena sebelumnya aku memberanikan diri menghubungi PIC tersebut lalu mengatur jadwal serah terima. Istilahnya, aku mem-by-pass account manager perusahaan besar tersebut. Tentu saja karena aku menganggap agar lebih gampang buatku mengatur jadwal tim instalatirku sendiri.

Tapi jadwal serah terima itu batal karena tim marketing perusahaan besar itu meminta bertemu dengan semua PIC dari operator tersebut. Apa boleh buat, pikirku, setidaknya aku sudah berusaha. Tetapi mungkin saja aku sudah dianggap lancang melangkahi "prosedur" -- entah apapun bentuk prosedur itu -- karena mengundang serah terima secara langsung.

Lalu kupikir, kalau kalian membatalkan, lalu dijadwalkan ulang ketika timku tidak bisa, wajar saja kan bila aku meminta jadwal ulang? Terlebih lagi, menurutku wajar bila aku berinisiatif seperti itu, daripada menunggu jadwal dari mereka yang tidak jelas kapan.

Tapi sepertinya itu dinilai oleh si penyelia dari perusahaan besar itu sebagai tindakan yang tidak pantas.

Sedangkan SMS yang kedua meminta kami menambah jumlah tim instalatir (menggunakan banyak tanda seru) kalau memang kami banyak dapat proyek dari perusahaan besar tersebut. Mungkin saja SMS ini karena kami meminta reschedule jadwal serah terima hari Jumat pagi. Tentu saja masuk akal menurutku. Pemberitahuan serah terima itu sampai ke kantor pada hari Kamis sore pukul 18:15 WIB!

Lagi-lagi karena si penyelia itu mencoba meneleponku dan tidak ada jawaban, pastinya dia marah-marah. Mungkin karena menerima kabar kalau kami minta jadwal ulang, dia mengirimkan SMS yang meminta kami menambah jumlah tim instalatir.

Ha ha.

Tahu tidak? Yang terpikir olehku adalah soal arogansi kita. Aku tidak tahu pasti apakah si penyelia yang satu ini arogan atau tidak. Yang membuatku "mengelus dada" adalah bahwa kata-kata yang dikirimkannya itu membuatku merasa direndahkan. Apakah karena ukuran perusahaan tempatku bekerja jauh lebih kecil dari perusahaan tempatnya bekerja?

Memang kuakui bahwa aku bekerja di sebuah perusahaan berukuran kecil. Saking kecilnya, untuk berbicara dengan project manager saja aku cukup berteriak dari tempat dudukku...

Tapi bukan itu.

Sepertinya aku saja yang naif, menganggap jabatanku sekarang ini hanyalah posisi sementara, bahwa aku sebenarnya bukan siapa-siapa, tak punya apapun yang bisa dibanggakan. Atau aku juga sebenarnya iri pada orang-orang yang bekerja di perusahaan besar bahkan perusahaan multinasional. Atau kepada orang-orang yang bekerja di luar negeri dan berpenghasilan relatif lebih besar dibandingkan dengan jabatan setara di dalam negeri.

Apa salahnya berukuran kecil tapi berkinerja baik?

Tapi alangkah baiknya berskala besar dan berkinerja mengkilap!

Sayangnya, banyak orang mau kerja di perusahaan besar dan kelihatan keren. Aku juga mau! Aku juga mau!

Tapi hei! Apa gunanya kalau mengejar posisi di BIG COMPANY tapi sebenarnya kamu itu dispensable???

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

what is it?